REPUBLIKA – Bantuan kemanusiaan masyarakat Indonesia melalui Dompet Dhuafa Republika (DD), sudah tersalur seluruhnya langsung ke jantung Gaza. Bantuan tahap dua senilai Rp 1 milyar yang dibawa tim kedua Ahmad Shonhaji dan Imam Rulyawan, telah didistribusikan dalam bentuk logistik makanan dan santunan korban perang di Rafah Gaza dan Jabalia.
Sebelum keberangkatan tim kedua ini, DD telah mendirikan Pabrik Roti bekerjasama dengan The Islamic Society Jabalia Nazla, di Gaza Utara. Misi pertama yang berhasil menembus Jalur Gaza ini dilakukan oleh Sunaryo Adhiatmoko dan Fachrul Ratzi wartawan Republika. Adapun total bantuan masyarakat Indonesia melalui DD, yang sudah diterima langsung masyarakat Gaza senilai Rp 2,5 milyar.
“Kami tidak dapat masuk Gaza. Tapi jaringan kemanusiaan tim DD pertama yang sudah dibentuk tim DD sebelumnya, berhasil membawa sisa bantuan Rp 1 milyar yang tertahan di Rafah”, tandas Ahmad Shonhaji.
Diceritakan Shonhaji, sejak penutupan pintu perbatasan Rafah, Mesir, 5 Februari lalu, tidak ada lembaga kemanusiaan dapat masuk ke Gaza. Meskipun berbagai kelengkapan administrasi terpenuhi, pemerintah mesir tetap tidak mengijinkan masuk ke Gaza. Akhirnya, selama dua pekan tim hanya bertahan di El Arish dan Rafah Mesir.
Setelah menunggu tanpa kepastian, akhirnya DD memanggil perwakilan dari Islamic Society cabang Rafah Gaza, untuk mengambil langsung bantuan ke El Arish, Mesir.
“Kami menunggu tiga hari di El Arish, untuk memastikan bantuan sampai. Mereka mengirimkan bukti dokumentasi distribusi bantuan melalui email”, kata Shonhaji.
Bantuan dalam paket sembako itu, dibawa oleh satu tronton truk yang didistribusikan langsung ke pengungsian. Relawan lokal DD yang diwakili Abu Musaf mengawasi langsung distribusi bantuan ini. Sisanya diberikan secara tunai ke 700 keluarga korban perang. DD juga membantu Madrasah Darul Fadillah di Rafah Gaza, yang hancur oleh 14 roket Israel, pada hari terakhir serangan sebelum genjatan senjata.
Tentang ketersediaan suplai logistik di dalam Gaza, seperti dijelaskan Sunaryo Adhiatmoko, tim DD pertama yang masuk Gaza, pihaknya sama sekali tidak kesulitan memperolehnya di dalam Gaza. Karena, mitra lokal sangat paham bagaimana cara mendatangkan logistik langsung ke Gaza.
“Blokade panjang yang mengisolasi mereka membuat warga Gaza kreatif untuk bertahan hidup. Mereka hanya memerlukan uang, nanti untuk membeli barang, mereka tahu bagaimana mendatangkannya. Itu yang kami alami di Gaza”, tandas Sunaryo yang sembilan hari berada di Gaza.
Ada tiga mitra lembaga kemanusiaan DD di Gaza yang meliputi Rafah, Gaza City, dan Jabalia. Diantaranya The Islamic Society Palestine – Jabalia City yang dipimpin Esam M Juda (Abu Ahmed). Lembaga ini mitra pelaksana program pabrik roti DD di Gaza. azmiah rusydina.
2 comments:
thanks informasi
thanks informasi
Post a Comment